Rabu, 26 Oktober 2016

Mitos atau Fakta



TOLAK HUJAN

Mitos adalah sesuatu yang berupa wacana (bias berupa cerita, asal-usul, atau keyakinan) yang keberadaannya diyakini bahwa harus dilakukan. Keberadaan mitos sangat erat kaitannya dengan adat istiadat atau budaya yang masih bersifat tradisional. Tanah jawa sangat kental sekali budaya dari leluhurnya yang sampai sekarang dipercayai kebenarannya. Salah satunya yakni mitos tolak hujan saat mengadakan hajatan pernikahan.
Pawang hujan adalah salah satu jenis paranormal yang melayani jasa agar suatu wilayah tidak terjadi hujan. Pawang hujan tidaklah menolak datangnnya hujan, melainkan hanya memindahkan hujan dari satu tempat ketempat yang lain.  Doa-doa dipanjatkan sehari sebelum hajatan diadakan pada waktu malam hari midodareni pengantin. Alat-alat yang harus dipersiapkan adalah sapu geram dan pakaian temanten. Sebelum melakukan ritual tolak hujan, sang pawang harus berpuasa disertai begadang (lek-lekan) sehari semalam dan mandi keramas tujuan bersih diri. Berdoa dengan sungguh-sungguh dengan batin yang kuat. Hal tersebut bertujuan agar doa-doa yang dipanjatkan kepada sang Pencipta terkabul dan terhindar dari hujan yang akan mengguyur wilayah hajatan yang berlangsung. Dalam melakukan ritual ini, sang pemilik rumah melimpahkan semua kepada sang pawang hujan. Sarana yang digunakan untuk berdoa yakni baju temanten dan sapu geram. Sapu geram tersebut di letakkan di belakang rumah sebelah kiri yang jarang dijamah orang banyak atau bisa di atas genteng. Mantra yang diucapkan kurang lebih seperti:“Bismillahirrahmanirrohim, jaluksumilak 7 pal adohekaro sing digawemau…………………………aamiin”
Namun secara konteks dan tujuan mitos itu sama dengan realita yang ada di sebagian masyarakat jawa, yaitu kira-kira menggambarkan mitos yang diyakini oleh orang-orang tua jawa jaman dahulu. Orang tua jaman dulu pasti memberitahu dan memberi nasihat pada kita itu dipengaruhi oleh mitos-mitos dan itu sudah menjadi suatu kultur yang melekat di dalam diri mereka.
Mitos itu berkembang dari mulut ke mulut yang disampaikan melalui cerita atau dongeng. Itu disebabkan karena ilmu pengetahuan orang tua jaman dahulu masih terbilang kurang dan bagi orang yang menerima informasi tersebut menerimanya dengan begitu saja tanpa harus melakukan penelitian terlebih dahulu. Percaya atau tidak akan mitos-mitos yang ada di kehidupan kita, itu tergantung dari keyakinan masing-masing.

Narasumber: Mbah Giyo

 Ini sebagian mitos yang ada di daerah saya, mungkin mitos dan kepercayaan di daerah kaliyan berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar