Rabu, 26 Oktober 2016

Analisis Novel dan Geguritan



NOVEL
Judul         : ‘t spookhuis (Gedhong setan)
Karya        : Suparto Brata

a.       Sastra dan Biografi
Suparto Brata, nama lengkapnya adalah Raden Mas Suparto Brata terlahir di Surabaya pada tanggal 27 Februari 1923 dari pasangan Raden Suratman dan Bandara Raden Ajeng Jembawati. Kedua orangtuanya berasal dari Surakarta Hadiningrat. Suparto Brata menikah pada tahun 1962 dengan Rr. Ariyati, anak seorang petani kaya di Ngombol, Porwerejo (Jawa Tengah), dan mempunyai 4 orang anak yaitu Tatit Merapi Brata (1963), Teratai Ayuningtyas (1965), Neograha Semeru Brata (1969) dan Tenno Singgalang Brata (1971).
Sejak lahir diasuh oleh kedua orang tuanya di Surabaya, namun disaat itu ayahnya tidak bekerja, suparto dibawa ibunya ke Surakarta. Suparto beserta ibunya tinggal bersama saudaranya (paman dari ibu) pangeran jayadiningrat yang mempunyai istana di Gajahan, Surakarta. Karena ibu dan bapaknya kurang mampu, suparto sering saja pindah-pindah tempat tinggal yakni Surakarta, Sragen, Surabaya, Probolinggo, Surabaya lagi. Disamping berpindah tempat tinggal karena mencari kehidupan yang layak, pada saat  itu terjadi perang dunia II. Tahun 1950, setelah Pemulihan Kedaulatan RI, suparto kembali ke Surabaya, meneruskan sekolahnyandi SMPN II JI dan tidak mau ikut ibunya lagi yang masih hidup kesana-kemari namun beliau berusaha mencari kehidupan sendiri disana. Setelah lulus SMP, suparto terus mencari pekerjaan sendiri yakni menulis di koran. Dan setelah itu pekerjaan beliau berpindah-pindah, mulai dari operator teleprinter di Kantor Telegrap Surabaya (1952-1960), PDN Jaya Bhakti (1960-1967), berjualan kapuk sambil mengarang (1967-1971), menjadi Pegawai Pemkot Surabaya (1971-1988/pensiun). Meskipun pekerjaan suparto tidak tetap, namun beliau tetap mengarang. Karangannya menggunakan bahasa Indonesia dimuat dalam koran dan majalah, dan mulai tahun 1959 menggunakan bahasa jawa. 
Pada tahun 2007, karangan beliau dijadikan sebuah buku sekitar 125 eks, 45 diantaranya berbahasa jawa. Kepopuleran beliau telah diakui oleh Five Thousand personalities of the World, Six Edition,1998 terbitan The American Biographical Institute, Inc, 5126 Bur Oak Circle, PO.Box 31226, Raleigh, North Carolina 27622 USA. Dan pada tahun yang sama beliau mendapatkan The SEA Write Awards di Bangkok. Penghargaan Rancage (2000, 2001 dan 2005)

Beberapa judul buku yang ditulis oleh Suparto Brata di antaranya adalah:
·         Kaum Republik pemenang pertama Sayembara cerita sambung Panjebar Semangat (1959). Judul diganti oleh Redaksi Jiwa Republik menjadi Lara Lapane Kaum Republik (CV. Ariyati, 1965).
·         Tanpa Tlacak (CV. Setia Kawan Surabaya, 1962).
·         Katresnan Kang Angker (Setia Kawan Surabaya, 1962), menggunakan nama samaran Peni.
·         Pethite Nyai Blorong (CV. Ariyati Surabaya, 1965), menggunakan nama samaran Peni. Dibukukan ulang oleh Yayasan Penerbitan Djojobojo Surabaya, 1996.
·         Emprit Abuntut Bedhug (CV. Ariyati Surabaya, 1966).
·         Kadurakan Ing Kidul Dringu (CV. Ariyati Surabaya, 1965).
·         Tretes Tintrim (CV. Ariyati Surabaya, 1965).
·         Asmarani (PT. Bina Ilmu Surabaya, 1983), menggunakan nama samaran Peni.
·         Pawestri Telu (PT. Bina Ilmu Surabaya, 1983), menggunakan nama samaran Peni.
·         Sanja Sangu Trebela (CV. Ariyati Surabaya, 1967), menggunakan nama samaran Peni. Diterbitkan ulang oleh Yayasan Penerbit Djojobojo Surabaya, Juli 1996.
·         Patriot-Patriot Kasmaran (CV. Gema Solo, 1966).
·         Lintang Panjer Sore (CV. Gema Solo, 1966).
·         Dinamit (CV. Gema Solo, 1966).
·         Pendekar Banjaragam (CV. Gema Solo, 1966-1967, 6 jilid).
·         Gempar Djojocoroko (CV. Gema Solo, 1967).
·         Boyolali Ricuh (CV. Gema Solo, 1978).
·         Asmara Jahanam (CV. Gema Solo, 1967).
·         Clurit Bataputih (CV. Gema Solo, 1967).
·         Nyawa 28 (dimuat bersambung Jaya Bay, 1967) menggunakan nama samaran Eling Jatmiko.
·         Gempur-Gempuran Di Lereng Lawu (CV. Gema Solo, 1968).
·         Bidadari Cemarasewu (CV. Gema Solo, 1968).
·         Kucing Item Tergencet (CV. Gema Solo, 1968).
·         Jaring Kalamangga (CV. Bina Ilmu Surabaya, 1972) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan  judul sama dan dapat Inpres untuk bacaan SMA.
·         Surabaya Tumpah Darahku (CV. Bina Ilmu Surabaya, 1978).
·         Sisa-Sisa Kemarin (Pemenang Harapan I, sayembara menulis novel DKJ 1974).
·         Harimau Mati Meninggalkan Belang (CV. Bina Ilmu Surabaya, 1978).
·         Oh, Surabaya (CV. Bina Ilmu Surabaya, 1975) dapat Inpres untuk bacaan SD.
·         Damarwulan (PT. Gramedia Jakarta, 1976) dapat Inpres untuk bacaan SD.
·         Mata-Mata (Pustaka Jaya, 1976) diindonesiakan dari Dom Sumuruping Banyu.
·         Sayembara Di Mamenang (PT. Dunia Pustaka Jaya, 1977). Digubah ulang 25 Mei 2004 dan ditawarkan ke PT. Grasindo.
·         Ali Baba (PT. Gramedia Jakarta, 1977).
·         Hisaplah Maduku, Lalu Campakkan, diindonesiakan dari Dlemok-Dlemok Ireng dan diterbitkan sebagai booklet VISTA 1979.
·         Terjerat Buih Pantai Selatan (CV. Surya Raya Surabaya, 1978) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari judul Kepelet.
·         Hancurkanlah Pasukan Tartar Itu (CV. Surya Raya, 1978).
·         Rembulan Kasmaran (PT. Cita Bandung, 1980).
·         Generasi Yang Hilang (Kartini Group, 1980) menjadi pemenang II sayembara menulis novel Kartini, 1979.
·         Panji Gandrung Anggraei (PT. Bina Ilmu Surabaya, 1981).
·         Donyane Wong Culika (Narasi Yogya, 2004) mendapat hadiah Rancage 2005.
·         Jatuh Bangun Bersama Sastra Jawa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 1982) pemenang Harapan I naskah bacaan mahasiswa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1980.
·         Kunanti di Selat Bali (Kartini Group, 1981) pemenang I Novel Majalah Putri Indonesia, 1981. Disadur oleh Prof. Madya Ju San Yuan dan diterbitkan dalam bahasa Cina di RRC, 1989 (berita Tempo, 11 Agustus 1990).
·         Pacarku di Bis Kota (PT. Bina Ilmu, 1995).
·         Kekenesan Partiyem terdiri atas dua bagian. Bagian pertama dimuat di Majalah Kartini bersambung dengan judul Tanahku, Darahku (1981). Bagian kedua dimuat di Majalah Sarinah bersambung dengan judul: Dalam Irama Musim (Desember 1985).
·         Memperebutkan Pusaka Jenggala (PT. Bina Ilmu, 1982).
·         Sugriwo Subali (Tga A Solo, 1983).
·         November Merah (PT. Bina Ilmu, 1984) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia  darijudul aslinya November Abang.
·         Pahlawan November (PT. Bina Ilmu, 1985) pemenang I Lomba Naskah Buku Anak-Anak Penerbit IK Bandung.
·         Pertempuran 10 November 1945. Buku sejarah karya bersama diterbitkan oleh Panitia Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan 10 November 1945 di Surabaya (1985).
·         Sejarah Pers Jawa Timur. Karya bersama Panitia SPS Jawa Timur (1988)Sejarah Panglima-Panglima Brawijaya (sampai Majen Sugeng Subroto). Karya bersama Panita LIPI Jakarta dan Seksi Sejarah Kodam V Brawijaya (1988).
·         Saputangan Gambar Naga (PT. Grasindo Jakarta, Desember 2003).
·         Mencari Sarang Angin (Grasindo Jakarta, Desember 2004).
·         Terjebak di Monitor pemenang Harapan II Sayembara menulis novel Majalah Kartini 1991. Dimuat bersambung di Majalah Kartini, Oktober 1992. Digubah kembali di komputer tahun 2004 dan ditawarkan ke PT. Grasindo Jakarta, dengan nama samaran Elizabeth Tan.
·         Aurora, Sang Pengantin (PT. Gransindo Jakarta, April 2003).
·         Trem, antologi cerita cekak 1960-1993 (Pustaka Pelajar Yogyakarta November 2000).Mendapat hadiah Rancage 2001.
·         Kremil (Pustaka Pelajar Yogyakarta, Juli 2002).
·         Saksi Mata (penerbit buku Kompas, Januari 2002).
·         Lelakone Si Lan Man (Narasi Yogya, Februari 2005).
·         Interogasi (Dewan Kesenian Jawa Timur Surabaya, Agustus 2001).
·         Gadis Tangsi, Versi Baru (penerbit buku Kompas, Februari 2004).
·         Kerajaan Raminem, sambungan Gadis Tangsi (penerbit buku Kompas, Januari 2006).

b.      Sastra dan Psikologi
1.      Psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi
Pengarang lebih cenderung terhadap golongan sosok pribadi. Hal ini diungkapkan dengan kesesuaian zaman. Cerita ini dibuat oleh pengarang pada masa penjajahan Belanda. Pengarang sangat memahami sifat tokoh-tokoh dalam cerita serta kebudayaan yang ada pada masa itu. Terlihat dari bahasa-bahasa yang digunakan yakni bahasa Belanda.
2.      Studi kreatif
Pengetahuan pengarang sangat luas, hal ini dibuktikan dengan pengetahuan tentang bahasa Belanda yang terdapat dalam novel tersebut. Pengetahuan tentang kebudayaan serta adat istiadat orang Belanda sangat dikuasai oleh pengarang, tertera dalam cerita perbedaan antara kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Belanda. Penulis mampu menggabungkan dua bahasa yang berbeda di dalam cerita.



3.      Studi tipe-tipe hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra
Tokoh yang diceritakan dalam novel tersebut adalah Totje, Sonia, Jaan van Vliet.
Todje merupakan pelajar HBS (orang jawa) yang pemberani, teguh akan pendiriannya, percaya diri, dan tidak mudah dipercaya. Cerita ini mengisahkan perjalanan Todje memasuki gedhong setan yang katanya angker namun harus tetap dilakukannya. Itu semua adalah bentuk tanggung jawab dari Todje melakukan tantangan dari teman-temannya. Dan dia membuktikan bahwa apa yang dikatannya itu benar.
Sosok gadis Belanda yang bernama Sonia adalah perempuan yang cantik dan dikagumi banyak pria. Perempuan dalam novel ini menggambarkan sosok yang lemah dan tak berdaya.
Jaan van vliet adalah pria Belanda yang mempunyai niat jahat terhadap Todje dan Sonia. Jaan berusaha mengikuti dan membujuk Sonia agar ikut mamasuki gedhong setan itu. Namun dibalik itu semua terselip niat jahat jaan yang menginginkan kemolekan tubuh Sonia.
4.      Dampak sastra pada pembaca
Dampak novel ini terhadap pembaca mampu membawa pembaca berpikir tentang adanya hal-hal mistik, menggambarkan keadaan yang mencekam, menakutkan dan mengerikan. Mempengaruhi pembaca agar tidak gampang percaya akan hal mistik sebelum dibuktikan kebenarannya.

c.       Sastra dan Masyarakat
Novel ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan hal-hal mistik. Tentunya kita sering mendengar cerita mistik yang tidak jauh dari kehidupan kita. Hal ini menggambarkan bahwa kehidupan masyarakat dapat disajikan dalam sebuah sastra. Cerita dalam novel menggabungkan 2 kewarganegaraan yakni Indonesia dan Belanda. Pengarang menjelaskan secara rinci perbedaan antara 2 kebudayaan tersebut dari segi apapun. Pengarang mengetahui dengan jelas adat istiadat dari masing-masing Negara tersebut.

d.      Sastra dan Pemikiran
Pengarang menyajikan cerita yang mudah dipahami, dan tidak disangka akhir cerita akan seperti itu. Pemikiran yang luas dan perlu pembuktian terlebih dahulu sebelum kita mengutarakan sesuatu. Pengarang memberi pengertian bahwasanya semua hal perlu diselidiki terlebih dahulu sebelum kita mengatakan hal itu benar atau tidak.

e.       Sastra dan Seni
Cover novel menggambarkan seni yang tercipta dari isi cerita dan mewakili inti dari novel tersebut. Dapat diceritakan menjadi sebuah film, sehingga pembaca lebih tertarik untuk memahami cerita ini.

GEGURITAN
Judul         : Katon Mbulan
Karya        : Indra Tjahyadi

Katon mbulan
Layon pasuryan mawangi ati
Sun ngrungkurake wengi
Memedi teka saka paran
Amengameng ing landheping
Perih
Iki mung pageblug alangalang
Dipetengi impi
Sun wali
Sewu bebungah mori
Ngukusi bumi
Kaya wektu sajeroning wektu
Sun lingsir
Nyepi
Udan getih kiriman
Nggitiki geni
Sumber      : Majalah Jayabaya no.48 Minggu 1/agustus/2004

1.      Sastra dan Biografi
Di dalam majalah jayabaya no.48 minggu 1/agustus/2004 tidak tercatat alamat yang jelas sehingga kurang bisa menemukan biografi penulis secara jelas.

2.      Sastra dan Psikologi
a.       Psikologi pengarang sebagai type atau sebagai pribadi
Gaya penulis cenderung terhadap sosok pribadi, perasaan penulis saat itu kagum akan keindahan bulan di langit.
b.      Studi kreatif
Bahasa yang digunakan indah, penuh teka-teki, sehingga perlu berpikir untuk memahami maksud puisi tersebut.
c.       Studi tipe-tipe hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra
Seseorang yang ingin mengungkapkan perasaan kagum terhadap alam semesta.
d.      Dampak sastra pada pembaca
Pembaca terarahkan untuk memahami dan merenungi keindahan alam dengan memahami arti bulan yang muncul di malam hari.

3.      Sastra dan Masyarakat
Puisi ini mengungkapkan kekaguman seseorang terhadap ciptaan alam, dengan kata lain pengarang ingin mengutarakan perasaan masyarakat. Pengarang menginginkan masyarakat merenungi indahnya malam dengan adanya bulan. Mungkin terdapat filosofi dari puisi tersebut.

4.      Sastra dan Pemikiran
Sastra dapat mewakili pemikiran atau ide dari pengarang menyajikan sebuah karangan yang indah. Dengan melihat bulan di malam hari, pengarang mendapatkan pemikiran untuk merenungi kehidupan.

5.      Sastra dan Seni
Puisi ini dapat digambarkan dengan sebuah lagu dengan tema keindahan alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar